Lompat ke isi utama

Berita

📰 Bawaslu Jatim Dorong Literasi Digital: Soroti Dampak Hoax dan Strategi Humas Datin

humas

Sampang, 10 November 2025 – Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur menggelar diskusi publik bertajuk "Cangkrukan Demokrasi" Seri 16 pada Senin, 10 November 2025, secara virtual melalui Zoom. Diskusi ini berfokus pada "Strategi Humas Datin Dalam Menyemarakkan Literasi Digital Kepada Masyarakat," mengingat ancaman disinformasi pemilu di era digital.

Diskusi ini dibuka oleh A. Warits (Ketua Bawaslu Jatim) dan Dwi Endah Prasetyowati (Anggota Bawaslu Jatim), serta menghadirkan Koordinator Divisi (Kordiv) dari Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai narasumber.

💡 Urgensi Literasi Digital di Tengah Arus Informasi

Dalam paparannya, Moh. Ramli (Kordiv Pencegahan, Parmas, dan Humas Bawaslu Kab. Sampang) menyoroti latar belakang pentingnya literasi digital. Ramli menjelaskan bahwa kemudahan akses digital juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran hoax, ujaran kebencian, dan isu SARA.

"Humas Bawaslu punya peran krusial dalam melakukan literasi digital di bidang kepemiluan," ujar Ramli. "Tujuannya adalah mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan media digital secara bijak, cerdas, dan kritis."

Ia menambahkan, urgensi ini didukung fakta bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat pengguna media sosial dunia, yang menjadikan platform digital sebagai arus utama pembentuk opini.

🔑 Empat Pilar dan Peran Strategis Humas Bawaslu

Moh. Ramli juga memaparkan bahwa literasi digital didukung oleh empat pilar utama:

  1. Digital Skill (Keterampilan)

  2. Digital Culture (Budaya)

  3. Digital Ethics (Etika)

  4. Digital Safety (Keamanan)

Sejalan dengan pilar tersebut, peran Humas Bawaslu ditekankan pada edukasi berpikir kritis, edukasi mencari sumber informasi yang valid, dan peningkatan Digital Culture serta Digital Safety.

🤝 Strategi dan Tantangan Humas Datin

Untuk mengimplementasikan peran tersebut, Ramli mengusulkan beberapa strategi kunci bagi tim Humas Datin:

  • Pemanfaatan Kanal Daring dan Luring: Memaksimalkan jangkauan komunikasi di semua platform.

  • Pembuatan Konten Menarik: Konten harus bersifat pendek, visual, interaktif, dan responsif.

  • Kolaborasi: Bersinergi dengan influencer dan media massa.

  • Cermat dalam Isu: Memilih isu, narasi, dan waktu penyampaian yang tepat agar menjadi bagian dari diskursus publik.

Meski demikian, Bawaslu menghadapi tantangan internal dan eksternal. Dari sisi masyarakat, tantangan utama adalah rendahnya literasi digital dan fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Sementara dari internal Humas, tantangan mencakup keterbatasan kapasitas SDM, sarana prasarana yang kurang memadai, dan minimnya anggaran.

Narasumber lain, termasuk Addahriaylatul Maklumiyah (Bawaslu Sumenep), Fitriyanto (Bawaslu Situbondo), dan Moeh. Arief (Bawaslu Sidoarjo), turut memberikan pandangan tentang tata kelola data, penanganan pelanggaran, dan mitigasi risiko di ruang digital. Diskusi yang dimoderatori oleh Ramadhan Marta (Staf Humas Bawaslu Sumenep) ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi dan strategi Humas Datin Bawaslu se-Jatim dalam menjaga integritas informasi kepemiluan.