Rakernis Pengelolaan kehunasan Bawaslu: Perubahan Pradigma Komunikasi di Era Digital
humas | Sabtu, Juli 27, 2024 - 11:23
Bali.https://sampang.bawaslu.go.id/ Sebanyak 183 Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Indonesia mengikuti Rakernis Pengelola Kehumasan Bawaslu Pasca Pemilu Gelombang II dengan tema “penguatan strategi konten media sosial yang interaktif dan menarik”. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari dari 24 –26 Juli 2024 terdiri dari dua orang staf teknis pengelola kehumasan sebagai peserta pelatihan.
Dalam sambtannya Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Agung Bagus Gede Bhayu Indra Atmaja menyatakan ada beberapa evaluasi terhadap kehumasan Bawaslu maka perlu beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas kehumasan pada Pilkada tahun 2024.
terdapat berbagai tantangan dalam memastikan informasi tentang pelaksanaan pengawasan tahapan dan peningkatan partisipasi masyarakat dapat tersampaikan secara jelas dan merata ke seluruh lapisan masyarakat bertujuan agar pengelolaan media sosial dapat beradaptasi dengan baik.
"Untuk itu Bawaslu perlu beradaptasi untuk menggunakan media massa dan platform digital lainnya untuk menyampaikan informasi secara meluas Kepada masyarakat," ungkapnya.
lain halnya dengan apa yang disampaikan Deputi Bidang Administrasi Ferdinand Sirait, tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan peran dan kapasitas kehumasan Bawaslu pada pilkada tahun 2024 khususnya dalam pembuatan konten video yang berkualitas. Sehingga humas Bawaslu se-indonesia bisa menghadirkan Konten video yg berguna untuk di distribusikan kepada masyarakat untuk bisa menjadi sarana edukasi.
"Tidak semua konten akan viral, bagaimana membuat inovasi untuk bisa diterima oleh semua pihak, Saya berharap pelatihan kehumasan kali ini berjalan dengan baik untuk meningkatkan peran humas bawaslu kabupaten kota,"ujarnya.
Pada sesi materi pemanfaatan kecerdasan buatan dalam produksi video untuk publikasi Bawaslu, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Firman Kurniawan, menyebutkan teknologi AI banyak memberikan manfaat di bidang hubungan masyarakat dilihat dari segi efisiensi sehingga tampak proporsional untuk peningkatan reputasi lembaga. “Kehadiran teknologi dianggap sebagai harapan baru dalam merubah karakter manusia yang perlahan tidak bisa lepas dari semua aspek kehidupan,”Jelasnya.