3 Komponen untuk meningkatkan kapasitas SDM; Ini penjelasannya
|
Berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Jawa Timur dengan mengadakan Kajian Virtual yang bertema "Menakar Integritas Bawaslu dalam Pemilu lewat Public Trust, Electoral Justice, dan Partisipatory Supervition". Yang bertujuan meningkatkan kapasitas SDM untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020 di Jawa Timur, 14/05/20.
Dalam pelaksanaannya, ada 3 (tiga) materi yang menjadi pokok pembahasan, pertama menguatkan kepercayaan public melalui kinerja pengawasan yang professional dan beretika, yang disampaikan oleh Dr. Abdul Chalik, M.Ag (Wakil Dekan I FISIP UINSA, TPD DKPP Jatim). kedua Peran Bawaslu dalam Mewujudkan Keadilan Pemilu yang akan disampaikan Dr. Dian Ferricha, SH., MH (Direktur Puskod IAIN Tulungagung). ketiga (Pengawasan Partisipatif Perspektif Insan Kampus) yang akan disampaikan oleh Dr. Ach. Syaiful A’la, M.Pd (Rektor INKADHA Sumenep).
Ketua Bawaslu Republik Indonesia, Abhan dalam arahannya menyampaikan tiga komponen yang dapat menjadikan demokrasi akan berkualitas bila penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu dan publik juga memiliki integritas yang baik.
“Tiga komponen ini menjadi kunci dari penyelenggaraan demokrasi. Integritas itu penting bagi penyelenggara Pemilu, peserta dan publik. Evaluasi dari Pemilu tahun 2019 lalu, kepercayaan publik cukup baik terhadap Bawaslu”, ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jatim, Moh Amin menyebut bahwa materi materi yang akan disampaikan tersebut merupakan materi dasar yang harus kita sampaikan secara terus menerus. Dalam hal meningkatkan integritas merupakan hal dasar yang perlu terus dilakukan. Demi tujuan tersebut, maka Amin menghadirkan tiga akademisi untuk mengulasnya.
“Kami ingin masyarakat yang menyampaikan dan menilai tentang penegakan hukum, kepercayaan publik dan partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Ini akan berbeda kalau yang membahas dari unsur penyelenggara Pemilu sendiri”, tutur Amin.
Disisi lain Anggota Bawaslu Jatim Nur Elya Anggraini yang biasa disapa Ibu Ely itu menilai , bahwa partisipasi masyarakat tidak hanya bisa dilihat dari bilik suara saja. Tetapi juga perlu untuk dilihat dalam kerangka yang lebih besar dalam mengawal proses demokrasi.
“Partisipasi politik ini tidak hanya bisa dilihat dari masyarakat yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) semata saja. Tetapi juga perlu dilihat dari semangat dan nilai masyarakat ikut bersama-sama dengan Bawaslu ikut mengawal Pemilu itu sendiri dalam mewujudkan Pemilu yang Luber dan Jurdil”, pungkas Ely.
Tag
berita lain
berita utama